Kamis, 21 Agustus 2008

Sukses?

27 Juni ’08 (15:30)

Mengapa keberhasilan hanya didapatkan oleh sebagian kecil dari siswa?Pertanyaan ini selalu timbul ketika diadakan evaluasi penilaian hasil belajar siswa, yang terjadi mulai jenjang sekolah tingkat dasar sampai tingkat atas. Ranking pertama menjadi standar tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Ini membuktikan bahwa kwalitas pendidikan di Negara kita Indonesia ini perlu ditumbuhkembangkan. Karena fenomena yang selalu terjadi yakni hanya segelintir siswa dari sekian ribu siswa mendapatkan prestasi yang membanggakan.

Dengan melihat kelemahan siswa yang salah satunya diakibatkan dari kurangnya penanganan pada pelaksanaan pembelajaran, maka dunia pendidikan mendapat tanggung jawab besar untuk ikut andil dalam memecahkan permasalahan tersebut. Beberapa kegagalan siswa dalam belajar (artinya pada siswa yang tidak memenuhi standar keberhasilan) ini, akan menimbulakan peluang pada kita semua untuk bersama-sama memikirkan tahapan penyelesaian.

Penerapan kurikulum dari pemerintah pusat agaknya menjadi salah satu sebab dari beberapa permasalahan yang terjadi. Pada 23 Mei 2006, Permendiknas menandatangani dan mengesahkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dengan mulai diterapkannya KTSP pada 2006/2007 lalu tampaknya memberikan warna berbeda pada pembelajaran. Kurikulum ini berlaku bagi sekolah standar nasional (SSN), sekolah nasional berstandar internasional (SNBI), piloting kurikulum berbasis kompetensi, dan sekolah yang telah siap.

KTSP yang disebut-sebut sebagai penyempurnaan dari kurikulum yang pernah ada. Karena sebelumnya kurikulum masih disusun pusat sehingga sekolah tinggal menggunakan. Sementara di KTSP, kurikulum disusun sesuai dengan standar kompetensi. Sehingga Guru sebagai salah satu agen penggerak kurikulum memiliki kewenangan lebih dalam menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan standar kompetensi peserta didiknya. Apabila kita renungi, Guru adalah seorang yang paling mengerti kondisi peserta didiknya. Sehingga begitu tepatlah ketika Guru memiliki andil besar dalam menyusunan kurikulum.



Tidak ada komentar: